Showing posts with label Geografi. Show all posts
Showing posts with label Geografi. Show all posts

Sunday, May 29, 2022

Pengertian, Asas, Prinsip, Dan Tujuan Penanggulangan Bencana

Secara geografis, wilayah Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudera, serta termasuk dalam daerah cincin api atau deretan gunung berapi menyebabkan Indonesia sangat rawan terhadap kemungkinan terjadinya bencana. Potensi penyebab bencana di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis bencana, yaitu :
  1. bencana alam.
  2. bencana non alam.
  3. bencana sosial. 
Untuk itulah diperlukan suatu cara pencegahan dan/atau penanggulangan terhadap bencana yang mungkin atau akan terjadi tersebut dengan suatu cara penanganan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi.

Pengertian. Sebagai payung hukum sekaligus pedoman bagi pemerintah dalam penyelenggaran pencegahan dan/atau penanggulangan bencana yang mungkin atau akan terjadi di wilayah Indonesia tersebut, pemerintah mengeluarkan dan menetapkan Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2007 tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan :
  • Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
  • Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
  • Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.
  • Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatka oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
  • Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

Landasan Penanggulangan Bencana. Dalam menjalankan segala kegiatan serta pengambilan keputusan atas segala hal yang berkaitan dengan penanggulangan terhadap bencana yang terjadi di wilayah Indonesia, pemerintah melakukannya dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Asas Penanggulangan Bencana. Penanggulangan terhadap bencana yang terjadi, dilakukan dengan berasaskan :
  • Asas kemanusiaan, merupakan suatu asas yang termanifestasikan dalam penanggulangan bencana yang memberikan perlindungan dan penghormatan kepada hak-hak asasi manusia, harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
  • Asas keadilan, maksudnya adalah bahwa setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangn bencana harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
  • Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana tidak boleh berisikan hal-hal yang membedakan latar belakang agama, suku, ras, golongan, gender, status sosial, dan lain-lain.
  • Asas keseimbangan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan keseimbangan kehidupan sosial dan lingkungan.
  • Asas keselarasan, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan  bencana mencerminkan keselarasan tata kehidupan dan lingkungan.
  • Asas keserasian, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan keserasian lingkungan dan kehiduoan sosial masyarakat. 
  • Asas ketertiban dan kepastian hukum, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakt melalui jaminan adanya kepastian hukum.
  • Asas kebersamaan, maksudnya adalah bahwa penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong royong. 
  • Asas kelestarian lingkungan hidup, maksudnya adalah bahwa materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan kelestarian lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk generasi yang akan datang demi kepentingan bangsa dan negara.
  • Asas ilmu pengetahuan dan teknologi, maksudnya adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal sehingga mempermudah dan mempercepat proses penanggulangan bencana, baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadinya bencana, maupun pada tahap pasca bencana.

Prinsip Penanggulangan Bencana. Berpangkal tolak dari asas-asas penanggulangan bencana tersebut di atas, maka dalam melaksanakan penanggulangan terhadap bencana yang terjadi, pemerintah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut :
  • prinsip cepat dan tepat, adalah bahwa dalam penanggulangan bencana harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan tuntutan keadaan.
  • prinsip prioritas, adalah bahwa apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan jiwa manusia.
  • prinsip koordinasi, adalah bahwa penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling mendukung.
  • prinsip keterpaduan, adalah bahwa penanggulangan bencana dilakukan oleh berbagai sektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama yang baik dan saling mendukung.
  • prinsip berdaya guna, adalah bahwa dalam mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan. 
  • prinsip berhasil guna, adalah bahwa kegiatan penanggulangan benacana harus berhasil guna, khususnya dalam mengatasi kesulitan masyarakat dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya yang berlebihan.
  • prinsip transparansi, adalah bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • prinsip akuntabilitas, adalah bahwa penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan secara etik dan hukum.
  • prinsip kemitraan, adalah bahwa dalam kegiatan penanggulangan bencana dilakukan dengan kerja sama antara banyak pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak lain yang terkait.
  • prinsip pemberdayaan, adalah bahwa dalam penanggulangan bencana akan mengerahkan segala kemampuan, sarana, dan prasarana yang ada.
  • prinsip non diskriminatif, adalah bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan yang berbeda terhadap jenis gender, suku, agama, ras, dan aliran politik apapun.
  • prinsip non proletisi, adalah bahwa dilarang menyebarkan agama atau keyakinan pada saat keadaan darurat bencana, terutama melalui pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

Tujuan Penanggulangan Bencana. Dalam Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa penanggulangan bencana bertujuan untuk :
  • memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
  • menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.
  • menjamin terselenggaranya penanggulanagn bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
  • menghargai budaya lokal.
  • membangun partisipasi  dan kemitraan publik serta swasta.
  • mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.
  • menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab dan wewenang pemerintah dana pemerintah daerah yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

Semoga bermanfaat.

Friday, November 18, 2016

Penemuan Peta Dunia Baru yang Lebih Akurat, Ini Penampakannya!


Belakangan ini seakan banyak kesalahpahaman yang terkuak, mulai ada tombol lift yang gak berfungsi sampai peta dunia. Ketika dilakukan analisis dan perhitungan detail, ada banyak ilustrasi dari geografi planet kita yang menunjukkan distorsi besar dengan kenyataannya, terutama proyeksi Mercator klasik.

a6-d21e281c6bab298e9cc4fdbca7935f09.jpg

Ada banyak percobaan untuk mengoreksi kesalahan tersebut sejak lama, tapi peta dunia baru oleh seorang ahli dan arsitek di Tokyo, Hajime Narukawa dianggap sebagai yang terbaik serta akurat.

autograph-world-map-projection-hajime-narukawa-japan-good-design-award-designboom-010-8710b1209d2f3c59b9b0aa88b9f7e8a4.jpg

Peta dunia karya Narukawa mendapat penghargaan internasional dan akan mulai diterapkan secara umum.

a1-e705c8aef8d19f093c792c13645ca7e3.jpg

Dinamakan sebagai AuthaGraphic map, karya indah ini dinilai akurat secara sains maupun menarik secara penampilan artistik.

a2-b23366516541093947c26e112b8de456.jpg

Bahkan, karena memiliki keindahan dan keakuratan yang tinggi, karya ini menerima penghargaan prestisius yaitu Good Design Grand Award yang dilaksanakan di Jepang.

Peta AuthaGraphic dapat diubah menjadi berbagai bentuk dengan tetap menjaga keproporsionalan serta keakuratannya.

a3-1caa4cb5bbf3dece808fa2f01e0ea731.jpg

Gak peduli dalam bentuk apapun peta ini ditampilkan: mulai dari konvensional, bulat, datar 2D bahkan dilipat dalam beberapa bentuk 3D – yang bisa dilipat dari garis lipatan transparan yang disediakan – semua negara dan benua yang ada akan tetap proporsional satu sama lain, termasuk yang sering terlupakan seperti Antarctica.

Segala "fakta" yang mendukung bahwa bumi itu datar, bukan karena bumi memang datar. Bumi itu memang bulat, namun peta versi 2D datar yang beredar selama ini memiliki beberapa skala dan lokasi yang keliru.

a10-a868d99dbd99a81fca8232b03ff7615d.jpg

Seperti halnya mengenai jalur penerbangan yang dinilai aneh serta kurang masuk akal jika dilihat menggunakan globe (bulat) yang dibandingkan dengan peta versi 2D datar, yang sudah kita kenal selama ini. Kejanggalan tersebut digunakan sebagai salah satu faktor yang membenarkan bahwa bumi itu datar.

a9-70c83740d6f09ad60a1281d185870737.jpg

Padahal sebenarnya memang peta 2D versi datarnya lah yang memerlukan perbaikan. Ada peletakan, skala maupun penggambaran beberapa lokasi/negara/pulau yang kurang tepat. Sehingga AuthaGraphic memberikan solusi untuk itu.

Dengan menggunakan peta dunia yang telah beredar saat ini, diketahui ada beberapa kejanggalan dalam koordinat yang tercantum, yang menyebabkan adanya kapal yang tersesat dan masalah lainnya.

a4-69c551bd4582a713a1c33c7e6f242e0b.jpg

Website yang berjudul Spoon & Tamago mencatat poin penting bahwa ibarat kita bisa menjelajah planet kita tanpa batas dalam jarak yang benar, peta dunia AuthaGraphic menampilkan perspektif dengan presisi tinggi terhadap planet kita. Harapannya gak ada lagi kejadian tersesat atau kesalahan koordinat dalam investigasi atau pencarian sesuatu terkait lokasi dunia.

a7-2a5f13e0b3fc04c2dad37ed27ff1e727.jpg

Penikmat dari cartography Narukawa dengan senang mengatakan akan segera membeli peta ini secara online. Peta itu dijual di website AuthaGraph, jika sudah pesan, gak butuh waktu terlalu lama untuk sampai ke tempatmu dan mengetahui peta dunia yang paling akurat sejauh ini.

a8-2ec7ce3f61c19f30f882548c62161aaa.jpg

Semoga dengan peta yang lebih akurat ini, banyak manfaat yang bisa didapatkan.

Wednesday, June 11, 2014

Kondisi Geografi dan Penduduk di Indonesia

Ruang Lingkup : Materi ini mengurai tentang kaitan antara Kondisi Alam dan Iklim dengan Kehidupan Penduduk.

Pemikiran Dasar
  • bahwa di setiap wilayah memiliki kondisi alam yang berbeda, baik kenampakanan alamiah maupun kenampakan buatan, sehingga konsekuensinya akan mengakibatkan manusia yang hidup di atasnya memiliki karakteristik dan pola hidup berbeda-beda.

Definisi
  • Kenampakan alamiah adalah kenampakan alam yang perubahannya tidak melibatkan campur tangan manusia.
  • Kenampakan buatan adalah kenampakan alam yang perubahannya merupakan bentuk hasil yang dibuat manusia.
Wilayah Geografi 
  1. Daerah Pantai
  2. Daerah Dataran Rendah
  3. Daerah Dataran Tinggi
Karakter Penduduknya Meliputi :
  1. Mata Pencaharian
  2. Transportasi
  3. Pola Pemukiman (Tempat Tinggal)
  4. Kondisi Fisik Penduduk
  5. Bentuk Rumah

    Thursday, June 5, 2014

    Dinamika Penduduk dan Unsur-unsurnya

    Perkembangan Jumlah Penduduk Indonesia dalam Kaitannya dengan Perkembangan Penduduk Dunia
     
    Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali. Perbandingan jumlah, kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk Indonesia dengan beberapa Negara lain :


    a. Indonesia dengan Negara ASEAN
    1. Jumlah penduduk : Indonesia menempati urutan pertama dalam kelompok negara ASEAN 
    2. Kepadatan penduduk : Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2, Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam memiliki kepadatan penduduk terendah 
    3. Pada tahun 2005, laju perumbuhan penduduk Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun) Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9% per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per tahun
    b. Indonesia dengan Negara-negara di Dunia
    1. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27 ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa) dan Amerika Serkat (295 juta jiwa) pada tahun 2005. 
    2. Negara terpadat penduduknya adalah Macao (22.260 jiwa per km2), setelah itu Monako(16.135 jiwa per km2) dan Singapura (7.461 jiwa per km2). Indonesia memiliki kepadatan penduduk jauh di bawah ketiga negara tersebut, yaitu sebesar 341 jiwa per km
    Di negara-negara ASEAN, beberapa negara pertumbuhan penduduknya masih tergolong tinggi. Akan tetapi secara keseluruhan persentase pertumbuhan penduduk telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.

    JUMLAH DAN PERTUMBUHAN NEGARA DUNIA TAHUN 2005

    Cina dan India adalah dua negara yang jumlah penduduknya terbesar, bukan hanya di Asia tetapi juga di dunia dan sudah berusaha menekan laju pertumbuhan penduduknya. Pertumbuhan penduduk di negara-negara Afrika dan Timur Tengah umumnya masih sangat tinggi dan berada di atas Indonesia serta negara Amerika Serikat, Eropa dan Rusia umumnya sangat kecil.

    Unsur-unsur Dinamika Penduduk
    A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk
    Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu:
    • Kelahiran(natalitas) 
    • Kematian(mortalitas) 
    • Migrasi(perpindahan)
    Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelahiran dan kematian.

    B. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di Indonesia adalah sebagai berikut:

    a. Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
    1. Kawin usia muda 
    2. Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
    3. Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
    4. Anak merupakan penentu status sosial 
    5. Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

    b. Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas)
    antara lain :
    1. Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB) 
    2. Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan 
    3. Semakin banyak wanita karir
    Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate /CBR) adalah jumlah kelahiran hidup dari tiap 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah : 
    Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 25.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 800.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran negara tersebut ? 
    Hal ini berarti setiap 1000 orang penduduk, rata-rata kelahirannya 32 orang bayi dalam setahun. 

    Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
    1. Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk 
    2. Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
    3. Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
          Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut :
    Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain : 
    1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan 
    2. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
    3. Keadaan gizi penduduk yang rendah
    4. Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir 
    5. Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan
    Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :
    1. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan 
    2. Fasilitas kesehatan yang memadai
    3. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
    4. Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan 
    5. Kemajuan di bidang kedokteran.
    Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah jumlah kematian setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun. Rumusnya adalah :
    Contoh : Jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21.000.000 jiwa. Jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 315.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasar negara tersebut ?  
    Hal ini berarti setiap 1000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.

    Penggolongan angka kelahiran kasar :
    1. angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk 
    2. angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk 
    3. angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

    Friday, April 25, 2014

    Materi Geografi | Migrasi Penduduk

    Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

    Migrasi Penduduk


    1. Jenis-jenis Migrasi

    Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
    • Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya. 
    • Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
    Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
    Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant
    Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

    Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

    1. Ingin mencari pekerjaan, karena di kota lebih banyak lapangan kerja dan upahnya tinggi
    2. Ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
    3. Ingin mencari pengalaman di kota
    4. Ingin lebih banyak mendapatkan hiburan dan sebagainya

    Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.

    Berdasarkan pelaksanaannya, transmigrasi di Indonesia dapat dibedakan atas :
    • Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
    • Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek 
    • Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri 
    • Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama
    Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi.

    Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

    Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Migrasi
    Secara umum factor-faktor yang menyebabkan terjadinya migrasi adalah sebagai berikut :
    1. Faktor ekonomi, yaitu ingin mencari kehidupan yang lebih baik di tempat yang baru 
    2. Faktor keselamatan, yaitu ingin menyelamatkan diri dari bencana alam seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, gunung meletus dan bencana alam lainnya 
    3. Faktor keamanan, yaitu migrasi yang terjadi akibat adanya gangguan keamanan seperti peperangan, dan konflik antar kelompok 
    4. Faktor politik, yaitu migrasi yang terjadi oleh adanya perbedaan politik di antara warga masyarakat seperti RRC dan Uni Soviet (Rusia) yang berfaham komunis 
    5. Faktor agama, yaitu migrasi yang terjadi karena perbedaan agama, misalnya terjadi antara Pakistan dan India setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris 
    6. Faktor kepentingan pembangunan, yaitu migrasi yang terjadi karena daerahnya terkena proyek pembangunan seperti pembangunan bendungan untuk irigasi dan PLTA 
    7. Faktor pendidikan, yaitu migrasi yang terjadi karena ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
    Dampak Migrasi Penduduk
    Migrasi penduduk baik internal atau nasional maupun eksternal atau internasional masing-masing memiliki dampak positif dan negatif terhadap daerah asal maupun daerah tujuan.

    a. Dampak Positif Migrasi Internasional antara lain :

    Dampak Positif Imigrasi
    • Dapat membantu memenuhi kekurangan tenaga ahli 
    • Adanya penanaman modal asing yang dapat mempercepat pembangunan 
    • Adanya pengenalan ilmu dan teknologi dapat mempercepat alih teknologi 
    • Dapat menambah rasa solidaritas antarbangsa
    Dampak Positif Emigrasi
    • Dapat menambah devisa bagi negara terutama dari penukaran mata uang asing
    • Dapat mengurangi ketergantungan tenaga ahli dari luar negeri, terutama orang yang belajar ke luar negeri dan kembali ke negara asalnya 
    • Dapat memeperkenalkan kebudayaan ke bangsa lain
    b. Dampak Positif Migrasi Nasional antara lain :

    Dampak Positif Transmigrasi
    • Dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama transmigran
    • Dapat memenuhi kekurangan tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
    • Dapat mengurangi pengangguran bagi daerah yang padat penduduknya
    • Dapat meningkatkan produksi pertanian seperti perluasan perkebunan kelapa sawit, karet, coklat dan lain-lain
    • Dapat mempercepat pemerataan persebaran penduduk
    Dampak Positif Urbanisasi
    • Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota
    • Mengurangi jumlah pengangguran di desa
    • Meningkatkan taraf hidup penduduk desa
    • Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas
    • Perekonomian di kota semakin berkembang
    Dampak Negatif Migrasi Internasional antara lain :

    Dampak Negatif Imigrasi
    • Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa
    • Imigran yang masuk adakalanya di antara mereka memiliki tujuan yang kurang baik seperti
    • pengedar narkoba, bertujuan politik, dan lain-lain.
    Dampak Negatif Emigrasi
    • Kekurangan tenaga terampil dan ahli bagi negara yang ditinggalkan
    • Emigran tidak resmi dapat memperburuk citra negaranya.
    d. Dampak Negatif Migrasi Nasional antara lain :

    Dampak Negatif Transmigrasi
    • Adanya kecemburuan sosial antara masyarakat setempat dengan para transmigran
    • Terbengkalainya tanah pertanian di daerah trasmigrasi karena transmigran tidak betah dan kembali ke daerah asalnya.
    Dampak Negatif Urbanisasi
    • Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa
    • Produktivitas pertanian di desa menurun
    • Meningkatnya tindak kriminalitas di kota
    • Meningkatnya pengangguran di kota
    • Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan
    • Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas.

    Thursday, April 17, 2014

    Dampak Tenaga Endogen terhadap Bentuk Muka Bumi

    Dari peristiwa TEKTONISME Orogenesis Patahan dan Lipatan, bentuk muka bumi di antaranya sebagai berikut.


    1. PEGUNUNGAN
    Pegunungan adalah kumpulan dari gunung-gunung yang membentuk permukaan bumi seolah-olah bergelombang dengan lembah dan lekukan di antara gunung-gunung tersebut. Contoh dua deretan pegunungan di Indonesia, yaitu
    a) Sirkum Pasifik, yang melalui Sulawesi, Maluku, Papua, dan Halmahera.

    Garis merah adalah batas sirkum pasifik.

    b) Sirkum Mediterania, Busur dalam (vulkanis) yang melalui Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Solor, Alor, Weter, Damar, Nila, Seua, Manuk, Kepulauan Banda, dan berakhir di Pulau Ambon. Busur luar (non vulkanis), yang melalui P. Simelue, P. Nias, P. Batu, P. Mentawai, Enggano, tenggelam di sebelah selatan P. Jawa, Sawu Roti, Timor, Kep. Leti, Sermata, Kep. Barbar, Kep. Tanibar, Kep. Watubela, Kep. Laut Seram, Manipa, Baru, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. 

    2. DATARAN TINGGI 
    Dataran tinggi adalah daerah datar yang berada pada ketinggian di atas 700 m.

    3. PLATO ATAU PLATEAU
    Bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relatif rata dan telah mengalami erosi.

    4. DEPRESI
    Depresi adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. 

    5. PALUNG LAUT
    Palung laut adalah bagian luar bumi yang terdapat di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 5.000 meter. Bentuknya memanjang dan sempit sebagai akibat dari proses penenggelaman yang terus menerus. 


    6. LUBUK LAUT
    Proses pembentukan lubuk laut sama dengan palung laut, hanya berbeda pada bentuknya saja, yaitu yang membulat dengan kedalaman juga lebih dari 5.000 meter. 

    7. PUNGGUNG LAUT
    Bentuk dari punggung laut dapat digambarkan seperti bukit di dasar laut. Sebagian dari punggung laut ada juga yang muncul di atas permukaan air laut.

    8. AMBANG LAUT
    Ambang laut adalah pembatas pada dasar laut yang memisahkan dua laut dalam. Misalnya, Ambang Laut Sulu dan Selat Gilbatar.

    9. SHELF
    Shelf adalah bagian laut yang dalamnya kurang dari 200 meter. Misalnya, Shelf Laut Jawa dan LautArafuru.

    Friday, April 11, 2014

    Interpretasi Peta tentang Bentuk dan Pola Muka Bumi

    Menginterpretasi Peta Umum
    Interpretasi peta adalah cara memahami simbol-simbol yang ada pada peta dan hubungannya dengan simbol-simbol lainnya.


    Peta umum adalah peta yang dibuat berdasarkan kenampakan umum.
    Perhatikan Peta Umum berikut ini.


    Simbol-simbol pada peta umum adalah sebagai berikut. 
    1. Sungai
      Sungai ditunjukkan dengan garis berkelok-kelok. 
    2. Pegunungan dan Dataran Tinggi
      Pegunungan dan dataran tinggi ditunjukkan dengan warna merah dan kuning. 
    3. Dataran Rendah dan Rawa
      Dataran rendah dan rawa ditunjukkan dengan warna hijau dan hijau dengan garis putus-putus. 
    4. Danau
      Danau ditunjukkan dengan warna biru. 
    5. Gunung
      Gunung ditunjukkan dengan bentuk segitiga. Segitiga merah artinya gunungberapi (aktif), segitiga hitam artinya gunung tidak berapi (tidak aktif). 

    Thursday, April 3, 2014

    Materi Geografi | Mengintrepretasikan Peta Topografi

    Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka bumi. Dari peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara akurat. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum karena sImbol-simbol yang digunakan berbeda.
    Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi.


    Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. 
    Lereng, Cekungan (Depresi), Bukit, Pegunungan


    Penggambaran dasar permukaan bumi pada Peta Topografi.


    Peta Topografi Digital
    Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi. Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. Bentuk-bentuk muka bumi tersebut adalah sebagai berikut.

    Lereng 


    Cekungan (Depresi)
    Cekungan (Depresi) pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!


    Bukit
    Bukit pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini.


    Pegunungan
    Pegunungan pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!

    Tuesday, April 1, 2014

    Materi Geografi | Definisi Tenaga Eksogen

    TENAGA EKSOGEN
    Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen bersifat merusak dan mengikis kulit bumi, terutama pada bagian-bagian yang tinggi, tetapi sebaliknya tenaga eksogen mengisi bagian-bagian yang rendah.


    Faktor yang berperan sebagai tenaga eksogen adalah air, angin, organisme, sinar matahari, dan es. Tenaga eksogen bisa menyebabkan terjadinya pelapukan (weathering), erosi, denudasi, tanah longsor, dan tanah menjalar (soil creep). dalam peristiwa pembentukan gunung (orogenesis), selalu diikuti adanya pengikisan permukaan bumi yang disebut glyptogenesis. Dengan adanya pengikisan ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang disebut litogenesis. jadi, ketiga peristiwa tersebut selalu terjadi berturut-turut dan berulang-ulang, hingga susuan kulit bumi (litosfer) selalu berubah-ubah. peristiwa orogenesis, glyptogenesis, dan litogenesis disebut siklus geologi.

    A. PENGIKISAN (EROSI)
    Batuan yang terkena sinar matahari secara terus-menerus setiap siang hari, menjadi panas, dan di malam hari menjadi dingin, dan kadang-kadang terkena hujan. Lambat laun batuan dapat menjadi lapuk. Batuan yang lapuk kemudian akan terkikis. Batuan terkikis tersebut dipindahkan ke tempat lain dengan tenaga air, tenaga angin, dan gletser. Erosi terjadi karena beberapa sebab berikut.

    1) Tenaga air
    Batuan dapat hancur oleh tetesan air secara terus menerus. Air juga dapat mengangkut hancuran batuan melalui alirannya. Beberapa bentuk aliran yang timbul akibat erosi air, yaitu sebagai berikut.
    • Erosi percikan (splash erusion).
    • Kumpulan aliran dari erosi percikan,yaitu erosi parit (gully erosion).
    • Lebih besar dari gully erosion dan merupakan kumpulannya, yaitu erosi lembah (valley erosion).
    • Aliran paling besar akibat erosi, yaitu erosi ngarai (canyon erosion).
    2) Tenaga angin
    Apa yang dimaksud dengan deflasi dalam ilmu geografi ? 
    Hembusan angin dapat menyebabkan erosi pada batuan. Proses pengikisan batuan oleh angin dinamakan deflasi. Bentuk erosi dari angin berupa lubang-lubang hasil tiupan angin (blow holes). Bentuk sisa dari erosi angin di antaranya berupa batu jamur (pedestal rocks) dan bentuk hasil endapannya berupa bukit-bukit pasir (sand dunes) dan endapan lebih halus dari pasir (loess). 

    3) Tenaga gelombang
    Erosi ini terjadi di pinggir-pinggir laut dan kekuatan gelombang air laut merupakan tenaga penggerak dari erosi gelombang. Bentuk erosi gelombang berupa gua-gua laut dan celah-celah, serta lengkung laut. Bentuk sisa erosi gelombang berupa dasar pantai yang datar (platform) dan tanjung dengan ujung yang curam. Hasil endapan dari erosi ini berupa gosong pasir (bars) dan dasar laut yang dangkal dengan endapan sementara di dalamnya (beach).


    4) Tenaga gletser
    Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat mengakibatkan terjadinya erosi. Es meluncur menuruni pegunungan karena es mengalami pencairan. Peluncuran es diikuti oleh tanah dan batuan di lereng pegunungan. Erosi yang disebabkan oleh luncuran es itulah yang dinamakan erosi gletser. Bentuk erosi gletser berupa ledok berundak (cirques) dan palung glasial. Bentuk sisa dari erosi ini adalah puncak bukit yang mirip tanduk (matterhorn peaks) dan jerengjereng yang kasar dan tajam (aretes). Sedangkan hasil endapan erosi gletser berupa morena, drumlin, dan esker.

    5) Tenaga makhluk hidup (organisme)
    Organisme sebagai tenaga penggerak erosi. yaitu binatang atau manusia. Erosi oleh organisme ini berupa liang-liang galian binatang (burrows), atau lubang galian pertambangan oleh manusia. Hasil endapan dari erosi organisme di antaranya berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang (ant hill).


    B. DAMPAK POSITIF
    Dampak positif tenaga eksogen bagi kehidupan sebagai berikut.
    1. Memunculkan habitat . Tenaga eksogen seperti panas matahari, sangat dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Tanpa panas matahari makhluk hidup tidak bisa bertahan hidup. Tenaga eksogen, seperti panas matahari, hujan, dan angin akan mempercepat pelapukan batuan vulkanis sehingga dapat membentuk tanah yang subur.
    2. Memperluas daratan.Memunculkan barang-barang tambang ke permukaan bumi.

    C. DAMPAK NEGATIF
    Dampak negatif tenaga eksogen bagi kehidupan sebagai berikut.
    1. Angin kencang atau badai yang dapat merusak rumah dan bangunan.
    2. Hujan sangat deras dapat berakibat timbulnya banjir.
    3. Hujan sangat deras mengakibatkan tanah longsor.
    4. Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan.
    5. Erosi tanah oleh air hujan yang terusmenerus menyebabkan kesuburan tanah semakin berkurang.
    6. Abrasi (pengikisan air laut) di daerah pantai akan menyebabkan bangunan menjadi rusak karena dihantam oleh ombak yang terus-menerus.
    Di samping dampak langsung proses endogen dan eksogen, maka permukaan bumi juga akan mengalami perubahan.

    Monday, March 31, 2014

    Materi Antropologi | Piramida Penduduk

    Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang disebut piramida penduduk.

    a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk
    Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :
    • Bentuk Limas (Expansive),menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi, contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
    • Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
    • Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya: negara-negara yang baru dilanda perang.
    Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki piramida penduduk berbentuk limas, sedangkan negara-negara maju umumnya berbentuk granat atau batu nisan.


    Ciri-ciri struktur penduduk pada tiap bentuk piramida :
    1. Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :
    a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
    b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
    c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
    d. Pertumbuhan penduduk tinggi

    2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
    a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
    b. Tingkat kelahiran rendah
    c. Tingkat kematian rendah
    d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat

    3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
    a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
    b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
    c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
    d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang

    Penduduk
    Pertumbuhan penduduk di setiap negara akan berdampak pula terhadap pertumbuhan penduduk dunia secara keseluruhan. Menurut Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang menangani masalah kependudukan melaporkan bahwa pada tahun 2003 jumlah penduduk dunia 6,3 milyar
    Berdasarkan grafik di atas perkembangan jumlah penduduk dunia yang sangat cepat ini akan menimbulkan ledakan penduduk.
    Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung ”. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal inipun membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut.

    a. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :
    • Jumlah pengangguran semakin meningkat 
    • Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah 
    • Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
    • Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan 
    • Tingkat kemiskinan semakin meningkat 
    • Jumlah pengangguran semakin meningkat 
    • Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah 
    • Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
    • Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan 
    • Tingkat kemiskinan semakin meningkat 
    b. Usaha mengatasi Ledakan Penduduk antara lain :
    • Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi 
    • Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) 
    • Meningkatkan produksi pangan sesuai kebutuhan penduduk 
    • Melaksanakan program transmigrasi 
    • Menambah sarana pendidikan dan perumahan sederhana

    Saturday, March 29, 2014

    Materi Geografi | Definisi Penginderaan Jauh

    Definisi Penginderaan Jauh :
    Penginderaan Jauh atau PJ atau Inderaja, menurut :

    1. Lilesand and Keifer
    Ilmu, teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang obyek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan obyek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji.


    2. Lindgren
    Teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan dari permukaan bumi.

    3. Menurut Sabins
    Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek.

    Komponen Penginderaan Jauh
    1. Sumber Tenaga
    Sumber tenaga dalam proses inderaja terdiri atas :
    1. Fungsi tenaga adalah untuk menyinari obyek permukaan bumi dan memantulkannya pada sensor
    2. Tenaga Alamiah, yaitu sinar matahari
    3. Tenaga Buatan, yang berupa gelombang mikro
    Jumlah tenaga yang diterima oleh obyek di setiap tempat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
    • Waktu penyinaran, jumlah energi yang diterima oleh obyek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi miring (sore hari). Makin banyak enegri yang diterima obyek, makin cerah warna obyek tersebut.
    • Bentuk permukaan bumi, permukaan bumi yang bertopografi halus dan memiliki warna cerah pada permukaannya lebih banyakmemantulkan sinar matahari dibandingkan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Sehingga daerah bertopografi halus dan cerah terlihat lebih terang dan jelas
    • Keadaan Cuaca, kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan. Misalnya kondisi udara yang berkabut menyebabkan hasil inderaja menjadi tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat.
    2. Atmosfer
    Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik.

    Di dalam inderaja terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi.
    Kondisi Cuaca yang berawan menyebabkan sumber tenaga tidak dapat mencapai permukaan bumi

    3. Interaksi antara tenaga dan obyek
    Interaksi antara tenaga dan obyek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap-tiap obyek memiliki karakterisitik yang berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor.

    Obyek yang mempunyai daya pantul tinggi akan terilhat cerah pada citra, sedangkan obyek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra.
    Contoh : permukaan puncak gunung yang tertutup oleh salju mempunyai daya pantul tinggi yang terlihat lebih cerah, daripada permukaan puncak gunung yang tertutup oleh lahar dingin.

    4. Sensor dan Wahana
    a. Sensor
    Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Sensor dapat dibedakan menjadi dua :
    • Sensor Fotografik, merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)
    • Sensor Elektronik, bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik ini direkam dalam pada pita magnetic yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.
    b. Wahana
    Adalah kendaraan/media yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan inderaja. Berdasarkan ketinggian persedaran dan tempat pemantauannya di angkasa, wahana dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
    • Pesawat terbang rendah sampai menengah yang ketinggian peredarannya antara 1.000 – 9.000 meter di atas permukaan bumi
    • Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 meter di atas permukaan bumi
    • Satelit, wahana yang peredarannya antara 400 km – 900 km diluar atmosfer bumi.

    5. Perolehan Data
    Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :
    • Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop, stereoskop dapat digunakan untuk melihat obyek dalam bentuk tiga dimensi.
    • Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer.
    6. Pengguna Data
    Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah :
    • Bidang militer
    • Bidang kependudukan
    • Bidang pemetaan
    • Bidang Meteorologi dan Klimatologi
    INTERPRETASI CITRA
    Interpretasi citra merupakan kegiatan menaksir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali obyek pada citra, selanjutnya menilai arti penting dari obyek tersebut. Dalam interpretasi citra terdapat dua kegiatan utama yaitu pengenalan obyek dan pemanfaatan informasi. Langkah-langkah yang biasanya dilakukan untuk memperoleh data pengindraan jauh adalah menditeksi dan menganalisis obyek pada citra sehingga dapat bermanfaat bagi berbagai citra.

    Pengenalan obyek merupakan bagian penting dalam interpretasi citra. Prinsip pengenalan obyek pada citra didasarkan pada penyelidikan karakteristik obyek yang terdapat pada citra. Berbagai karakteristik untuk mengenali obyek pada citra disebut unsure interpretasi citra, sebagai berikut:

    Rona dan Warna
    Rona ialah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan obyek pada citra, sedangkan warna ialah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak.

    Bentuk
    Merupakan variabel kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Kita bisa adanya objek stadion sepakbola pada suatu foto udara dari adanya bentuk persegi panjang. demikian pula kita bisa mengenali gunung api dari bentuknya yang cembung. Sekolahan berbentuk I, L, U, atau kotak.

    Ukuran
    Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng dan volume. Ukuran objek pada citra berupa skala, karena itu dalam memanfaatkan ukuran sebagai interpretasi citra, harus selalu diingat skalanya.. Contoh: Lapangan olah raga sepakbola dicirikan oleh bentuk (segi empat) dan ukuran yang tetap, yakni sekitar (80 m - 100 m).

    Tekstur
    Tekstur adalah frekwensi perubahan rona pada citra. Ada juga yang mengatakan bahwa tekstur adalah pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur dinyatakan dengan: kasar, halus, dan sedang. Misalnya: Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang dan semak bertekstur halus.

    Pola
    Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. Contoh: Pola aliran sungai menandai struktur geologis. Pola aliran trelis menandai struktur lipatan. Permukiman transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu ukuran rumah dan jaraknya seragam, dan selalu menghadap ke jalan. Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi mudah dibedakan dari hutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang teratur, yaitu dari pola serta jarak tanamnya.

    Bayangan
    Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. Meskipun demikian, bayangan juga dapat merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas.
    Contoh: Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan, begitu juga cerobong asap dan menara, tampak lebih jelas dengan adanya bayangan. 

    Situs
    Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Misalnya permukiman pada umumnya memanjang pada pinggir beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Juga persawahan, banyak terdapat di daerah dataran rendah, dan sebagainya.

    Asosiasi
    Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang satu dengan objek yang lainnya.Contoh: Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu (bercabang), bandara berasosiasi dengan bandara.

    Thursday, March 27, 2014

    Fungsi Gunung bagi Keberadaan Bumi

    Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting dari gunung.
    وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
    "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' : 31)

    Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi.
    Kenyataan ini tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.


    Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan bumi.Dalam tulisan ilmiah, struktur gunung digambarkan sebagai berikut:

    Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak bumi akan terbenam lebih dalam ke dalam lapisan magma. (General Science, Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 305)

    Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
    أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا # وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
    "Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?" (QS An-Naba' : 6-7)

    Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik-titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini, mereka memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan magma atau di antara lempengan-lempengannya. Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

    Fungsi pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah "isostasi". Isostasi bermakna sebagai berikut:
    Isostasi: kesetimbangan dalam kerak bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan gravitasi. (Webster's New Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York, s. 975)

    Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
    وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ
    "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk." (QS Al-Anbiya' : 31)

    Wednesday, March 26, 2014

    Hasil dari Proses Vulkanisme

    Vulkanisme adalah segala kegiatan magma dari lapisan dalam litosfera yang bergerak ke lapisan yang lebih atas atau keluar ke permukaan bumi (dalam arti luas). Pergerakan magma sebagai ciri aktivitas magma dibedakan sebagai berikut.

    INTRUSI MAGMA 
    Apa yang dimaksud dengan Intrusi Magma ? 
    Intrusi Magma adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfera, memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma disebut juga plutonisme. Bentuk-bentuk intrusi magma sebagai berikut. 
    1. Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari dapur magma, terjadi karena penurunan suhu yang lambat. 
    2. Lakolit, yaitu magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga cembung, sedangkan alasnya rata. 
    3. Sill, yaitu lapisan magma tipis yang menyusup di antara lapisan batuan di atas, datar di bagian atasnya. 
    4. Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng. 
    5. Apofisa, yaitu cabang dari irupsi korok (gang). 
    6. Diatrema, yaitu batuan yang mengisi pipa letusan. 

    EKSTRUSI MAGMA
    Apa yang dimaksud dengan Ekstrusi Magma ? 
    Ekstrusi Magma adalah kegiatan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma. Bahan yang dikeluarkan pada saat terjadi proses ekstrusi magma, terutama ketika terjadi letusan gunung api adalah dalam bentuk material padat yang disebut eflata/piroklastik dan dalam bentuk cair berupa lava dan lahar, serta dalam wujud gas, seperti belerang, nitrogen, gas asam arang, dan gas uap air. Menurut bentuknya, ekstrusi magma dibedakan menjadi tiga sebagai berikut. 
    1. Ekstrusi sentral, yaitu magma keluar melalui sebuah saluran magma (pipa kawah) dan membentuk gunung-gunung dan letaknya tersendiri. Ekstrusi melahirkan tipe letusan gunung api. Misalnya, Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius. 
    2. Ekstrusi linier, yaitu magma keluar melalui retakan atau celahan yang memanjang sehingga mengakibatkan terbentuknya deretan gunung api yang kecil-kecil di sepanjang retakan itu. Misalnya, GunungApi Laki di Pulau Eslandia dan deretan gunung api di Jawa Barat dan Jawa Timur. 
    3. Ekstrusi areal, yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena magma terletak sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya, YellowStone National Park di Amerika Serikat yang luasnya 10.000 km2. Hasil dari proses vulkanisme, yaitu berupa gunung dan berupa bentuk fenomena alam pasca vulkanik atau fenomena alam setelah terjadi letusan. 

    Hasil Dari Proses Vulkanisme Gunung adalah bagian permukaan bumi yang berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri dan terdiri atas satu puncak tertinggi yang dibatasi oleh lereng. Gunung juga merupakan bukit yang besar yang bentuknya lebih runcing dan lebih tinggi dari permukaan bumi di sekitarnya. Gunung terbentuk oleh adanya gerakan magma atau ekstrusi magma dalam bumi dari kantung/dapur magma sampai lapisan permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang melahirkan gunung api. Gunung api biasanya masih aktif artinya gunung tersebut sewaktuwaktu dapat mengalami letusan-letusan. Contoh gunung api di Indonesia yang dapat dijumpai di antaranya yang berada di daratan adalah Gunung Slamet di Jawa Tengah, Gunung Merapi di Yogyakarta, sedangkan gunung api di laut misalnya, Gunung Krakatau di Selat Sunda. Selain gunung api yang masih aktif juga terdapat gunung yang tidak aktif atau ada yang menyebut gunung “tidur”, artinya gunung tersebut sudah tidak mengeluarkan lagi material vulkan baik padat maupun cair. Contoh gunung yang tidak aktif adalah Gunung Ciremai di Jawa Barat, Gunung Lawu di Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Bogor. 

    Fenomena alam pasca vulkanik 
    Beberapa fenomena alam pasca vulkanik sebagai berikut. 
    1. Mata air panas (air thermal) dan air mineral . 
    2. Jenis air ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber air mineral yang dikonsumsi dalam bentuk kemasan yang telah banyak dijumpai di depot air isi ulang atau dijual bebas. Mata air yang terkenal antara lain mata air panas Baturaden di Purwokerto, Ciater di Bandung, dan Sangkan Hurip di Kuningan. 
    3. Sumber gas (ekskalasi). 
    4. Sumber gas ini dapat keluar dalam bentuk sebagai berikut.
    5. Solfatar, yaitu sumber gas belerang. Kenampakan ini banyak dijumpai di kawah-kawah puncak gunung api yang masih aktif. Misalnya, di kawah puncak Gunung Bromo dan kawah puncak Gunung Merapi DIY.
    6. Fumarol, yaitu sumber gas uap air. Sumber gas ini sama seperti solfatar. Fumoral dapat dijumpai pada gunung api yang masih aktif.
    7. Mofet, yaitu sumber gas asam arang. Sama seperti fumarol dan solfatar, mofet juga dapat dijumpai pada gunung api yang meletus. Mofet dan belerang merupakan dua gas yang berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan kematian.
    8. Mata air geyser
      Mata air geyser ditemukan di daerah vulkan aktif. Geyser merupakan mata air tanah yang memancar sewaktu-waktu dalam celah batuan atau bekas kantong magma akibat dorongan gas dari dalam. Geyser tidak akan nampak jika kandungan air tanah pada daerah tersebut habis, namun pada saat terisi air akan muncul kembali. Fenomena ini dapat kamu jumpai di Plato Dieng Jawa Tengah.