Monday, December 7, 2015

Penggunaan Tanda Hubung yang Benar Menurut Bahasa Indonesia

Penggunaan Tanda Hubung

Bagaimanakah penggunaan tanda hubung itu? Pertanyaan tersebut sering kali melintas dalam benak banyak orang. Tanda hubung sering digunakan dalam penulisan sehara-hari. Namun, belum tentu semua orang mengetahui secara benar dan relevan bagaimanakah penggunaan tanda hubung itu. 

Menurut 'PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN DAN PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH', tanda hubung beberapa penggunaan.



Beberapa penggunaan tersebut adalah:
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris. Misalnya: Di samping cara-cara lama itu ada ju-ga carayang baru.

Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya padapergantian baris. Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk meng-ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me-ngukur kelapa.
Senjata ini merupakan alat pertahan-an yang canggih.

Akhiran -t tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkat baris.

Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan. Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula" dan tidak dipakai pada teks karangan.

Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a

Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelashubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
Penghitangan bagian kelompok kata.
Misalnya: ber-evolusi
dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial
Bandingkan dengan:
be-revolusi
dua-puluh-lima-ribuan (l x 25000)
tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, Misalnya:
se-Indonesia" se-Jawa Barat, hadiatr ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-Ho sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara

Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa lndonesia dengan unsur bahasa asing. Misalnya: di-smas h, pen-tac H e- an

Penggunaan Tanda Koma (,)

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Satu, dua, ... tiga!
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.Misalnya:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.Misalnya:
... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
... Jadi, soalnya tidak semudah itu.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.(Lihat juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L dan M.) Misalnya:
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
"Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."

Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat,(ii) bagian-bagian alamat,(iii) tempat dan tanggal, dan(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya:
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor
Surabaya, 10 mei 1960
Kuala Lumpur, Malaysia

Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.

Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya:
W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.

Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
12,5 m
Rp12,50

Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.(Lihat juga pemakaian tanda pisah, Bab V, Pasal F.)
Misalnya :
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara. Bandingkan dengan keterangan pembatas yang pemakaiannya tidak diapit tanda koma:
Semua siswa yang lulus ujian mendaftarkan namanya pada panitia.

Tanda koma dapat dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.

Penggunaan Tanda Seru

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
Merdeka!

Comments


EmoticonEmoticon