A. Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Proses masuk dan tersosialisasinya Islam di Nusantara berlangsung dengan cara-cara
damai. Namun sebelumnya kita bahas terlebih dahulu tentang teori masuknya agama
Islam di Indonesia.
1. Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia
a. Hoesein Djajadiningrat
Islam masuk ke Nusantara melalui Iran (Persia). Buktinya adalah ejaan dalam
tulisan Arab. Selain itu, pemakaian gelar ‘syah’ yang biasa dipakai di Persia, juga
pernah dipergunakan oleh Raja Malaka pada abad ke-15.
b. Soetjipto Wirjosoeparto
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan dengan salah
satu makam Raja Islam di Samudera Pasai, Aceh Utara yang nisannya terbuat dari
marmer buatan Gujarat.
c. Snouck Hurgronye dan Moquette dari Belanda
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori
ini didasarkan pada kenyataan bahwa berbagai batu
nisan di berbagai tempat di Nusantara, termasuk
makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, mempunyai
bentuk yang sama dengan batu nisan di Cambay,
Gujarat, India.
d. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah. Teorinya
didasarkan pada sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam
bermadzhab Syafi’i, seperti yang banyak dianut oleh penduduk
Mesir. Selain itu, gelar yang dipakai oleh raja-raja Samudra
Pasai adalah gelar raja-raja Mesir, yaitu al Malik.
e. Alwi Shihab
Islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad
pertama Hijriah (abad ke-7 M) dibawa oleh pedagang–
pedagang sufi–Muslim Arab yang memasuki Cina lewat
jalur–jalur bagian Barat. Kesimpulan itu didasarkan pada
berita Cina dari periode Dinasti Tang yang menyatakan
adanya permukiman sufi Arab di Cina yang penduduknya
diizinkan oleh penguasa untuk sepenuhnya menikmati
kebebasan beragama.
2. Bukti-bukti Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Bukti-bukti yang menunjukan masuknya Islam ke Indonesia dianataranya, yaitu :
a) Berita Cina dari Dinasti Tang
yang menyebutkan adanya rencana serangan orang-orang Ta Shih pada tahun 674 M
terhadap Kerajaan Holing (Kalingga) yang diperintah oleh Ratu Sima.
b) Berita Arab
yang menyatakan bahwa pedagang Arab yang beragama
Islam telah mengadakan kegiatan perdagangan di Sriwijaya,
termasuk Selat Malaka, sekitar abad ke-8 M.
c) Ditemukannya batu tulis dalam bahasa Arab di Leran dekat Gresik
yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang
perempuan bernama Fatimah binti Maimun dengan angka
tahun 1082 M.
d) Berita dari Marco Polo
yaitu seorang musafir dari Venesia (Italia).
Dalam perjalanan dari Cina ke Persia, ia
singgah di Peureula (Perlak), Aceh pada tahun 1292. Di Aceh,
Marco Polo menjumpai penduduk yang beragama Islam dan
banyak pedagang dari Gujarat (India) yang giat menyebarkan
Islam.
e) Adanya makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297)
Yaitu seorang Raja dari Kerajaan Samudra Pasai.
f) Berita dari Ibnu Batutah (1345-1346)
seorang utusan Sultan Delhi (India) ke Cina,
yang menyatakan bahwa di Sumatra
terdapat kerajaan Islam.
g) Kompleks makam Islam Tralaya di Trowulan.
Pada nisan makam-makam itu memuat angka tahun dari
tahun 1369 sampai 1611.
h) Berita dari Ma Huan,
Yaitu seorang musafir Cina yang beragama Islam,
mengatakan bahwa sekitar tahun 1416 telah ada pedagang–
pedagang Islam yang tinggal di pantai Utara Pulau Jawa.
i) Adanya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik
yang merupakan makam seorang saudagar Islam yang
mengadakan kegiatan penyiaran Islam di Pulau Jawa.
Berdasarkan sumber-sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa agama Islam sudah masuk
ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun, agama Islam mulai menyebar sekitar abad ke-13
yang ditandai dengan berdirinya Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam yang pertama.
1. Penyebar Agama Islam di Indonesia
Golongan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Pedagang dari Arab
b. Golongan mubalig atau guru agama Islam.
c. Golongan sufi (ahli tasawuf)
d. Para wali yang terkenal adalah Wali Songo (Wali Sembilan), terdiri dari berikut ini:
1) Sunan Maulana Malik Ibrahim
2) Sunan Ampel
3) Sunan Bonang
4) Sunan Drajat
5) Sunan Giri
6) Sunan kalijaga
7) Sunan Kudus
8) Sunan Muria
9) Sunan Gunung Jati
2. Proses Penyebaran Islam
a. Perkawinan
Pedagang itu menikah dengan wanita penduduk setempat, terutama putri raja atau
bangsawan. Karena pernikahan itulah banyak keluarga raja atau bangsawan masuk
Islam.
b. Pendidikan
Para ulama atau mubaliq mendirikan pondok pesantren di beberapa tempat di
Nusantara. Di situlah para santri dari berbagai daerah dan berbagai kalangan
masyarakat menerima pendidikan agama Islam.
c. Dakwah di kalangan Masyarakat yang dilakukan oleh Wali
Wali adalah sebutan dari orang – orang yang sudah mencapai tingkat pengetahuan
dan penghayatan agama Islam yang sangat dalam dan sanggup berjuang untuk
kepentingan agama.
d. Kesenian
Penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana kesenian disesuaikan dengan
keadaan di Indonesia karena waktu itu kebudayaan Hindu – Budha dan kepercayaan
asli masih berakar kuat.
e. Ajaran Tasawuf
Tasawuf sering dihubungkan dengan pengertian suluk
(perjalanan) sebab kaum sufi memiliki kebiasaan mengembara.
Tasawuf di Indonesia mulai tampak pada sekitar abad ke-16 dan 17. Tokoh – tokoh tasawuf yang terkenal antara lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin al Samatrani, Nuruddin al raniri, dan Abdul
al-rauf Sinkel.
B. Interaksi Masyarakat di Berbagai Daerah dengan Tradisi Islam
1. Perkembangan Penyebaran Islam di Berbagai Daerah
a. Sumatra
Kedatangan orang-orang Islam di Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sekitar
abad ke-7 hingga abad ke-10, pada awalnya mungkin belum terasa dampaknya
bagi kerajaan–kerajaan Hindu–Buddha di sekitar kawasan tersebut. Dalam
perkembangannya, seiring dengan kemunduran Kerajaan Sriwijaya, pedagang–
pedagang Islam yang mungkin pula disertai oleh mubalig-mubalignya, lebih
berkesempatan untuk mendapat keuntungan dagang dan politik.
b. Jawa
Pada tahap pertama, masuknya Islam di pesisir utara Jawa, mungkin belum
dirasakan tapi sejak Demak berdiri sebagai kerajaan dengan Raden Patah sebagai
rajanya, daerah pesisir utara Jawa Barat seperti Cirebon, telah berada di bawah
pengaruhnya.
c. Maluku
Kedatangan Islam ke Maluku bertalian erat dengan jalan perdagangan yang
terbentang antara pusat lalu lintas internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
d. Kalimantan
Situasi politik di daerah Kalimantan Selatan menjelang masa kedatangan Islam
dapat diketahui dari Hikayat Banjar.
e. Sulawesi
Di daerah Sulawesi Selatan proses penyebaran Islam pada tahap-tahap permulaan
berjalan dengan damai.
2. Pertumbuhan Kota dan Terbentuknya Jaringan Ekonomi Serta Intelektual
a. Pertumbuhan Kota serta Jaringan Ekonomi
Pada masa permulaan berdirinya kerajaan Islam, baik di Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, maupun Maluku, daerah pesisirlah yang menjadi pusat kekuasaan Islam.
Seiring dengan mulai menyebar-nya Islam di Indonesia, mulai bermunculan pula
kota-kota yang umumnya berlokasi di pesisir-pesisir dan di muara sungai-sungai
besar, misalnya Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Ternate, Gowa-Makassar,
dan Banjarmasin. Pelayaran dan perdagangan yang terbentang antara Selat Malaka
melalui pesisir Jawa Utara sampai Maluku sebagian besar berada di tangan para
pedagang Islam.
Semakin majunya perdagangan di Nusantara mendorong munculnya pusat-
pusat perdagangan di sepanjang jalur perdagangan sehingga menumbuhkan kota-
kota bercorak muslim di pesisir utara dan timur Sumatra, di Selat Malaka, bahkan
sampai Ternate di Maluku.
b. Pembentukan Jaringan Intelektual dalam Masyarakat
Berkembangnya dunia pemikiran Islam di Indonesia ternyata berpindah-
pindah. Gejala perpindahan pusat-pusat intelektual Islam sebenarnya sudah
dimulai sejak abad ke-15, ketika terjadi lalu lintas para ulama ke tempat–tempat
kekuasaan yang sedang berkembang.
Sejak hubungan antara Indonesia dan Mekkah sudah berjalan baik, mereka
yang telah menjdi haji maupun yang lama bermukim di Mekkah akan
menyebarkan ajaran–ajaran yang diterimanya dari sykeh-syekhnya setelah kembali
ke Nusantara.
3. Perkembangan Pendidikan, Kesenian, dan Kesusasteraan
a. Perkembangan Pendidikan
Proses penyebaran Islam makin intensif ketika lembaga pesantren muncul
sebagai pusat pendidikan Islam.
Campuran antara dua aspek penting dalam ajaran Islam, yaitu pendidikan
dan dakwah, tampaknya menjadi hal penting dalam pelaksanaan pengajaran dan
pembelajaran di lingkungan pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat pemondokan bagi para pemuda yang mengikuti pelajaran
agama Islam. Pondok biasanya sangat sederhana. Pondok didirikan oleh guru agama,
kadang–kadang oleh masyarakat desa secara gotong royong.
b. Perkembangan Kesenian
Adanya larangan agama Islam untuk menggambar makhluk hidup dan
memperlihatkan sesuatu kemewahan. Maka beberapa cabang kesenian pada zaman
Islam sedikit mengalami pengkebirian. Namun, ada beberapa cabang kesenian
yang masih dapat berkembang, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Seni Bangun
Kehadiran Islam telah mendorong lahirnya ciptaan–ciptaan
baru dalam seni bangun yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu itu, misalnya bangunan masjid dan
makam.
2) Seni ukir
Seni ukir hias itu antara lain berupa daun-daunan,
bunga–bungaan (teratai), bukit-bukit karang, dan
pemandangan.
3) Kaligrafi
Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkaikan
huruf-huruf Arab atau ayat suci Alquran sesuai dengan
bentuk yang diinginkan.
4) Seni Tari
Di beberapa daerah di Indonesia terdapat bentuk-bentuk
tarian yang berkaitan dengan bacaan shalawat. Misalnya
pada permainan debus di Banten.
5) Seni Pertunjukan
Berupa pagelaran wayang kulit yang merupakan perpaduan
kebudayaan Jawa dengan unsur ke-Islaman. Wayang
merupakan tuntunan karena sarat dengan pesan-pesan moral
yang menjadi filsafat hidup orang Jawa.
c. Perkembangan Kesusastraan
Hikayat
Hikayat adalah cerita atau dongeng yang biasanya penuh dengan keajaiban
dan keanehan.
Babad
Babad adalah dongeng yang sengaja dibuat sebagai
cerita sejarah.
Suluk
Suluk adalah kitab–kitab yang menguraikan soal tasawuf.
Kitab Primbon
Primbon menerangkan tentang kegaiban, berisi ramalan-ramalan dan
penentuan hari baik atau buruk, serta pemberian makna pada suatu kejadian.
C. Perkembangan Kerajaan–Kerajaan Islam di Indonesia
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama di Indonesia.
Kerajaan ini terletak di Pantai Utara Aceh.
a. Sumber Sejarah
Sumber–sumber sejarah yang dapat dipakai untuk mempelajari sejarah Samudra
Pasai adalah sebagai berikut :
1) Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik Al Saleh.
2) Berita – berita asing dari MarcoPolo dan Ibnu Battutah.
3) Kronik Raja Pasai.
b. Politik
Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu atau Merah Selu yang berhasil
mempersatukan Samudra dan Pasai. Samudra Pasai berkembang dengan cepat
menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
2. Kerajaan Aceh
Aceh semula daerah taklukan Kerajaan Pendir.
a. Politik
Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh
adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Bandar Aceh dibuka menjadi
Bandar Internasional dengan jaminan pengamanan gangguan laut dari kapal
perang Portugis.
Dalam perkembanganya Kerajaan Aceh mengalami kemunduran. Faktor-faktor
yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Aceh antara lain :
1) Kekalahan Aceh melawan Portugis di Malaka dalam perang tahun 1629
membawa korban jiwa dan harta benda serta kapal-kapal yang cukup besar.
2) Tidak adanya tokoh yang cakap memerintah sepeninggal Sultan Iskandar
Muda.
3) Daerah–daerah taklukan yang jauh dari pemerintah pusat mulai melepaskan
diri dari pengaruh Aceh, seperti : Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan
Siak.
b. Sosial Budaya
Pada zaman itu muncul Hamzah Fansuri, seorang ulama besar yang mengajarkan
ilmu tasawuf dan pengarang buku tentang filsafat agama Islam dan syiar
keagamaan.
3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Wilayah kekuasaan Demak
cukup luas, yaitu meliputi daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa, sedangkan
daerah pengaruhnya sampai ke Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku. Faletehan
adalah seorang guru besar Agama Islam dari Pasai dan seorang panglima militer yang
cakap. Secara singkat inilah profil Kerajaan Demak :
Kerajaan yang tertua di pulau Jawa adalah demak
Berdiri pada tahun 1483 M (Abad ke–15 M), yang ditandai dengan pemindahan
pusaka–pusaka keraton Majapahit ke Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah.
Terletak di daerah Bergota dan Jepara (sekarang Jawa Tengah)