Sunday, March 30, 2014

Penyebaran Islam di Indonesia - Materi Sejarah

A.  Proses Awal Penyebaran Islam di Indonesia
Proses  masuk  dan  tersosialisasinya  Islam  di  Nusantara  berlangsung  dengan  cara-cara
damai.  Namun  sebelumnya  kita  bahas  terlebih  dahulu  tentang  teori  masuknya  agama
Islam di Indonesia.


1.  Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia

a.  Hoesein Djajadiningrat
Islam  masuk  ke  Nusantara  melalui  Iran  (Persia).  Buktinya  adalah  ejaan  dalam
tulisan Arab. Selain itu, pemakaian gelar ‘syah’ yang biasa dipakai di Persia, juga
pernah dipergunakan oleh Raja Malaka pada abad ke-15.

b.  Soetjipto Wirjosoeparto
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Hal itu dibuktikan dengan salah
satu makam Raja Islam di Samudera Pasai, Aceh Utara yang nisannya terbuat dari
marmer buatan Gujarat.

c.  Snouck Hurgronye dan Moquette dari Belanda
Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat, India. Teori
ini  didasarkan  pada  kenyataan  bahwa  berbagai  batu
nisan  di  berbagai  tempat  di  Nusantara,  termasuk
makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, mempunyai
bentuk  yang  sama  dengan  batu  nisan  di  Cambay,
Gujarat, India.

d.  Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka)
Islam masuk ke Nusantara melalui Mesir dan Mekkah. Teorinya
didasarkan pada sebagian besar rakyat Indonesia memeluk Islam
bermadzhab Syafi’i,  seperti  yang banyak dianut oleh penduduk
Mesir.  Selain  itu,  gelar  yang  dipakai  oleh  raja-raja  Samudra
Pasai adalah gelar raja-raja Mesir, yaitu al Malik.

e.  Alwi Shihab
Islam  pertama  kali  masuk  ke  Nusantara  pada  abad
pertama Hijriah  (abad  ke-7 M)  dibawa  oleh  pedagang–
pedagang  sufi–Muslim Arab  yang memasuki Cina  lewat
jalur–jalur bagian Barat. Kesimpulan itu didasarkan pada
berita Cina dari periode Dinasti Tang  yang menyatakan
adanya permukiman sufi Arab di Cina yang penduduknya
diizinkan  oleh  penguasa  untuk  sepenuhnya  menikmati
kebebasan beragama.

2.  Bukti-bukti Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Bukti-bukti yang menunjukan masuknya Islam ke Indonesia dianataranya, yaitu :

a)  Berita Cina dari Dinasti Tang 
yang menyebutkan adanya rencana serangan orang-orang Ta Shih pada  tahun 674 M
terhadap Kerajaan Holing (Kalingga) yang diperintah oleh Ratu Sima.

b)  Berita Arab 
yang  menyatakan  bahwa  pedagang  Arab  yang  beragama
Islam  telah mengadakan  kegiatan  perdagangan  di Sriwijaya,
termasuk Selat Malaka, sekitar abad ke-8 M.

c)  Ditemukannya batu tulis dalam bahasa Arab di Leran dekat Gresik
yang  memuat  keterangan  tentang  meninggalnya  seorang
perempuan  bernama  Fatimah  binti  Maimun  dengan  angka
tahun 1082 M.

d)  Berita dari Marco Polo
yaitu  seorang musafir dari Venesia  (Italia).
Dalam  perjalanan  dari  Cina  ke  Persia,  ia
singgah  di  Peureula  (Perlak),  Aceh  pada  tahun  1292.  Di  Aceh,
Marco  Polo  menjumpai  penduduk  yang  beragama  Islam  dan
banyak  pedagang  dari  Gujarat  (India)  yang  giat  menyebarkan
Islam.

e)  Adanya makam Sultan Malik Al Saleh (tahun 1297)
Yaitu seorang Raja dari Kerajaan Samudra Pasai.

f)  Berita dari Ibnu Batutah (1345-1346)
seorang utusan Sultan Delhi (India) ke Cina,
yang  menyatakan  bahwa  di  Sumatra
terdapat kerajaan Islam.

g)  Kompleks makam Islam Tralaya di Trowulan. 
Pada  nisan  makam-makam  itu  memuat  angka  tahun  dari
tahun 1369 sampai 1611.

h)  Berita dari Ma Huan, 
Yaitu  seorang  musafir  Cina  yang  beragama  Islam,
mengatakan bahwa sekitar tahun 1416 telah ada pedagang–
pedagang Islam yang tinggal di pantai Utara Pulau Jawa.

i)  Adanya makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik 
yang merupakan makam seorang saudagar Islam yang
mengadakan kegiatan penyiaran Islam di Pulau Jawa.

Berdasarkan sumber-sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa agama Islam sudah masuk
ke Indonesia pada abad ke-7 M. Namun, agama Islam mulai menyebar sekitar abad ke-13
yang ditandai dengan berdirinya Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam yang pertama.

1.  Penyebar Agama Islam di Indonesia
Golongan penyebar agama Islam ke Indonesia adalah sebagai berikut :
a.  Pedagang dari Arab
b.  Golongan mubalig atau guru agama Islam.
c.  Golongan sufi (ahli tasawuf)
d.  Para wali yang terkenal adalah Wali Songo (Wali Sembilan), terdiri dari berikut ini:
1)  Sunan Maulana Malik Ibrahim    
2)   Sunan Ampel
3) Sunan Bonang     
4)  Sunan Drajat                                                    
5)  Sunan Giri                                        
6)  Sunan kalijaga
7)  Sunan Kudus                                   
8)  Sunan Muria 
9)  Sunan Gunung  Jati
2.  Proses Penyebaran Islam
a.  Perkawinan
Pedagang  itu menikah dengan wanita penduduk  setempat,  terutama putri  raja  atau
bangsawan. Karena pernikahan  itulah banyak keluarga  raja atau bangsawan masuk
Islam.
b.  Pendidikan
Para  ulama  atau  mubaliq  mendirikan  pondok  pesantren  di  beberapa  tempat  di
Nusantara.  Di  situlah  para  santri  dari  berbagai  daerah  dan  berbagai  kalangan
masyarakat menerima pendidikan agama Islam.
c.  Dakwah di kalangan Masyarakat yang dilakukan oleh Wali
Wali adalah  sebutan dari orang – orang yang  sudah mencapai  tingkat pengetahuan
dan  penghayatan  agama  Islam  yang  sangat  dalam  dan  sanggup  berjuang  untuk
kepentingan agama.
d.  Kesenian
Penyebaran agama Islam dengan menggunakan sarana kesenian disesuaikan dengan
keadaan di Indonesia karena waktu itu kebudayaan Hindu – Budha dan kepercayaan
asli masih berakar kuat.
e.  Ajaran Tasawuf
Tasawuf  sering  dihubungkan  dengan  pengertian  suluk
(perjalanan)  sebab  kaum  sufi memiliki  kebiasaan mengembara.
Tasawuf di Indonesia mulai tampak pada sekitar abad ke-16 dan 17.  Tokoh  –  tokoh  tasawuf  yang  terkenal  antara  lain Hamzah Fansuri, Syamsuddin al Samatrani, Nuruddin al raniri, dan Abdul
al-rauf Sinkel.

B.  Interaksi Masyarakat di Berbagai Daerah dengan Tradisi Islam

1.  Perkembangan Penyebaran Islam di Berbagai Daerah
a.  Sumatra
Kedatangan orang-orang Islam di Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sekitar
abad  ke-7  hingga  abad  ke-10,  pada  awalnya mungkin  belum  terasa  dampaknya
bagi  kerajaan–kerajaan  Hindu–Buddha  di  sekitar  kawasan  tersebut.  Dalam
perkembangannya,  seiring  dengan  kemunduran  Kerajaan  Sriwijaya,  pedagang–
pedagang  Islam  yang  mungkin  pula  disertai  oleh  mubalig-mubalignya,  lebih
berkesempatan untuk mendapat keuntungan dagang dan politik.
b.  Jawa
Pada  tahap  pertama,  masuknya  Islam  di  pesisir  utara  Jawa,  mungkin  belum
dirasakan  tapi sejak Demak berdiri sebagai kerajaan dengan Raden Patah sebagai
rajanya,  daerah  pesisir  utara  Jawa Barat  seperti  Cirebon,  telah  berada  di  bawah
pengaruhnya.
c.  Maluku
Kedatangan  Islam  ke  Maluku  bertalian  erat  dengan  jalan  perdagangan  yang
terbentang antara pusat lalu lintas internasional di Malaka, Jawa, dan Maluku.
d.  Kalimantan
Situasi  politik  di  daerah  Kalimantan  Selatan  menjelang  masa  kedatangan  Islam
dapat diketahui dari Hikayat Banjar.
e.  Sulawesi
Di daerah Sulawesi Selatan proses penyebaran Islam pada tahap-tahap permulaan
berjalan dengan damai. 

2.  Pertumbuhan Kota dan Terbentuknya Jaringan Ekonomi Serta Intelektual
a.  Pertumbuhan Kota serta Jaringan Ekonomi
Pada masa permulaan berdirinya kerajaan  Islam, baik di  Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, maupun Maluku, daerah pesisirlah yang menjadi pusat kekuasaan Islam.
Seiring dengan mulai menyebar-nya  Islam di  Indonesia, mulai bermunculan pula
kota-kota yang umumnya berlokasi di pesisir-pesisir dan di muara  sungai-sungai
besar, misalnya Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Ternate, Gowa-Makassar,
dan Banjarmasin. Pelayaran dan perdagangan yang terbentang antara Selat Malaka
melalui pesisir  Jawa Utara  sampai Maluku  sebagian  besar  berada di  tangan para
pedagang Islam.
Semakin majunya perdagangan di Nusantara mendorong munculnya pusat-
pusat perdagangan di  sepanjang  jalur perdagangan  sehingga menumbuhkan kota-
kota bercorak muslim di pesisir utara dan timur Sumatra, di Selat Malaka, bahkan
sampai Ternate di Maluku.
b.  Pembentukan Jaringan Intelektual dalam Masyarakat
Berkembangnya  dunia  pemikiran  Islam  di  Indonesia  ternyata  berpindah-
pindah.  Gejala  perpindahan  pusat-pusat  intelektual  Islam  sebenarnya  sudah
dimulai  sejak  abad ke-15, ketika  terjadi  lalu  lintas para ulama ke  tempat–tempat
kekuasaan yang sedang berkembang.
Sejak  hubungan  antara  Indonesia dan Mekkah  sudah  berjalan  baik, mereka
yang  telah  menjdi  haji  maupun  yang  lama  bermukim  di  Mekkah  akan
menyebarkan ajaran–ajaran yang diterimanya dari sykeh-syekhnya setelah kembali
ke Nusantara.              

3.  Perkembangan Pendidikan, Kesenian, dan Kesusasteraan
a.  Perkembangan Pendidikan
Proses  penyebaran  Islam  makin  intensif  ketika  lembaga  pesantren  muncul
sebagai pusat pendidikan Islam.
Campuran  antara  dua  aspek  penting  dalam  ajaran  Islam,  yaitu  pendidikan
dan dakwah,  tampaknya menjadi  hal penting dalam pelaksanaan pengajaran dan
pembelajaran di lingkungan pesantren. 

Pondok pesantren adalah tempat pemondokan bagi para pemuda yang mengikuti pelajaran
agama  Islam.  Pondok  biasanya  sangat  sederhana.  Pondok  didirikan  oleh  guru  agama,
kadang–kadang oleh masyarakat desa secara gotong royong.

b.  Perkembangan Kesenian
Adanya  larangan  agama  Islam  untuk  menggambar  makhluk  hidup  dan
memperlihatkan sesuatu kemewahan. Maka beberapa cabang kesenian pada zaman
Islam  sedikit  mengalami  pengkebirian.  Namun,  ada  beberapa  cabang  kesenian
yang masih dapat berkembang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1)  Seni Bangun
Kehadiran  Islam  telah  mendorong  lahirnya  ciptaan–ciptaan
baru dalam  seni bangun  yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat  pada waktu  itu,  misalnya  bangunan  masjid  dan
makam.

2)  Seni ukir
Seni  ukir  hias  itu  antara  lain  berupa  daun-daunan,
bunga–bungaan  (teratai),  bukit-bukit  karang,  dan
pemandangan.

3)  Kaligrafi
Kaligrafi  adalah  seni  menulis  indah  dengan  merangkaikan
huruf-huruf  Arab  atau  ayat  suci  Alquran  sesuai  dengan
bentuk yang diinginkan.

4)  Seni Tari
Di  beberapa daerah di  Indonesia  terdapat bentuk-bentuk
tarian yang berkaitan dengan bacaan  shalawat. Misalnya
pada permainan debus di Banten.

5)  Seni Pertunjukan
Berupa  pagelaran wayang  kulit  yang  merupakan  perpaduan
kebudayaan  Jawa  dengan  unsur  ke-Islaman.  Wayang
merupakan  tuntunan  karena  sarat  dengan  pesan-pesan moral
yang menjadi filsafat hidup orang Jawa.

c.  Perkembangan Kesusastraan
  Hikayat
Hikayat  adalah  cerita  atau  dongeng  yang  biasanya  penuh  dengan  keajaiban
dan keanehan.
  Babad
Babad  adalah  dongeng  yang  sengaja  dibuat  sebagai
cerita sejarah.
  Suluk
Suluk adalah kitab–kitab yang menguraikan soal tasawuf.
  Kitab Primbon 
Primbon  menerangkan  tentang  kegaiban,  berisi  ramalan-ramalan  dan
penentuan hari baik atau buruk, serta pemberian makna pada suatu kejadian.

C.  Perkembangan Kerajaan–Kerajaan Islam di Indonesia
1.  Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan  Samudra  Pasai  merupakan  kerajaan  Islam  yang  pertama  di  Indonesia.
Kerajaan ini terletak di Pantai Utara Aceh.
a.  Sumber Sejarah
Sumber–sumber  sejarah  yang  dapat  dipakai  untuk mempelajari  sejarah Samudra
Pasai adalah sebagai berikut :
1)  Inskripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik Al Saleh.
2)  Berita – berita asing dari MarcoPolo dan Ibnu Battutah.
3)  Kronik Raja Pasai.
b.  Politik
Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Marah Silu atau Merah Selu yang berhasil
mempersatukan  Samudra  dan  Pasai.  Samudra  Pasai  berkembang  dengan  cepat
menjadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.

2.  Kerajaan Aceh
Aceh semula daerah taklukan Kerajaan Pendir.
a.  Politik
Sultan  pertama  yang  memerintah  dan  sekaligus  sebagai  pendiri  Kerajaan  Aceh
adalah  Sultan  Ali  Mughayat  Syah  (1514-1528).  Bandar  Aceh  dibuka  menjadi
Bandar  Internasional  dengan  jaminan  pengamanan  gangguan  laut  dari  kapal
perang Portugis.
Dalam  perkembanganya  Kerajaan  Aceh  mengalami  kemunduran.  Faktor-faktor
yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Aceh antara lain :
1)  Kekalahan  Aceh  melawan  Portugis  di  Malaka  dalam  perang  tahun  1629
membawa korban jiwa dan harta benda serta kapal-kapal yang cukup besar.
2)  Tidak  adanya  tokoh  yang  cakap  memerintah  sepeninggal  Sultan  Iskandar
Muda.
3)  Daerah–daerah  taklukan yang  jauh dari pemerintah pusat mulai melepaskan
diri dari pengaruh Aceh, seperti  : Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau, dan
Siak.
b.  Sosial Budaya
Pada zaman  itu muncul Hamzah Fansuri, seorang ulama besar yang mengajarkan
ilmu  tasawuf  dan  pengarang  buku  tentang  filsafat  agama  Islam  dan  syiar
keagamaan.

3.  Kerajaan Demak
Kerajaan Demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Wilayah kekuasaan Demak
cukup  luas,  yaitu  meliputi  daerah  sepanjang  pantai  utara  Pulau  Jawa,  sedangkan
daerah  pengaruhnya  sampai  ke  Palembang,  Jambi,  Banjar  dan  Maluku.  Faletehan
adalah seorang guru besar Agama Islam dari Pasai dan seorang panglima militer yang
cakap. Secara singkat inilah profil Kerajaan Demak :
  Kerajaan yang tertua di pulau Jawa adalah demak
  Berdiri pada tahun 1483 M (Abad ke–15 M), yang ditandai dengan pemindahan
pusaka–pusaka keraton Majapahit ke Demak
  Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah.
  Terletak di daerah Bergota dan Jepara (sekarang Jawa Tengah)

Comments


EmoticonEmoticon